Selasa, 19 November 2013

MSG Lagi....MSG Lagi...

"Eih seneng banget sih membahas tentang SH, lagian nggak perlu detail banget lah nanyain halal haramnya makanan, kan yang penting makanan itu kelihatan bukan darah, daging babi atau bikin mabuk ya sudah, berarti halal...." begitu koment salah seorang teman saat saya menanyakan kehalalan sebuah produk makanan.
Hemmm okelah kalo memang nggak merasa ini penting ya sudah, yang jelas, apapun yang kita lakukan akan diminta pertanggungjawabannya kelak, saya hanya sekedar mengingatkan untuk lebih berhati-hati dengan makanan yang kita konsumsi, jika dirasa tidak berkenan ya tidak perlu dipermasalahkan secara berlebihan. That's all. 
Tulisan ini bukan masalah halal haram, tapi mungkin
sekedar pengingat buat diri saya sendiri yang terkadang lupa masih memakai bahan ini saat beli makanan diluar atau diberi/dikirimi makanan oleh tetangga, seringnya tidak bisa menolak meski bahannya saya merasa ada msg nya. Yah, serasa sangat berat berada di lingkungan yang masih kuat menggunakan bahan satu ini. Jadi, memang lebih baik membuat sendiri daripada terlalu sering membeli makanan di luar rumah.
"Dulu pemakaian penyedap masakan menggunakan takaran terbuat dari kayu ramping layaknya sendok es krim, dengan tujuan agar takaran tidak berlebihan. Sekarang dengan leluasa menuang langsung dari kantung kemasan, atau dengan sendok makan.
Padahal, sudah banyak bukti kelebihan penyedap untuk waktu lama mencetuskan kanker. Sampai sekarang takaran penyedap di restoran, mi bakso, soto, dan sejenisnya lipatan kali dosis yang aman dari ancaman kanker dan tidak mendapat peringatan."
(buku "Anda Tidak Perlu Sakit"- Cara Sehat Dr. Handrawan Nadesul, hal. 268, Penerbit Buku Kompas)
Nah loh...hii mengerikan ya???
Jika kita memakan apapun hanya berdasar selera kita padahal bila menerima makanan yang bergizi, perut akan berterimakasih pada mulut dan lidah. Akan tetapi, kadang perut juga berteriak protes pada mulut dan lidah karena egois memanjakan selera yang bisa menyiksa perut.
Pro-kontra penggunaan produk MSG adalah hal wajar, terlebih karena ini menyangkut kepentingan bisnis. Para ilmuwan yang pro menyebutkan produk MSG aman, asal dikonsumsi dalam batas wajar. Nah, sayangnya batas wajarnya itu seberapa bisa kita patuhi jika nyaris semua makanan saat ini sudah dibubuhi produk MSG? 
Sejak beberapa waktu lalu, saya pribadi berkeputusan untuk tidak lagi terlibat dalam "debat produk MSG". Bagi saya, lebih penting mengajak masyarakat membelanjakan uangnya untuk membeli bahan-bahan makanan dan bumbu alami yang kaya dengan MSG alami. Sebab, bahan-bahan tersebut juga kaya dengan serat dan nutrisi, dibanding produk MSG yang tidak mengandung apa pun. 
Semua bahan yang lazim digunakan oleh nenek dan ibu kita untuk membuat kaldu, kaya MSG alami. Contoh bahan kaya MSG alami untuk kaldu hewani: ayam, ikan, daging [termasuk tulang-tulangnya]; udang [termasuk kulitnya]. Contoh bahan kaya MSG alami untuk kaldu nabati: tomat, bawang bombai, seledri, daun bawang, wortel. Bahan-bahan makanan lain dan bumbu yang berlimpah MSG alami adalah bawang merah, bawang putih, tempe, taoco, terasi, ebi, rebon/impun, dll.
Satu hal lagi, penyebutan produk MSG dengan nama dagang "penyedap masakan" adalah trik untuk memenjarakan pikiran kita agar meyakini bahwa tanpa produk tersebut masakan kita tidak sedap. 

Sejak sekarang, lepaskan pikiran itu! 
Yuk kita gunakan hanya MSG alami dalam bahan-bahan makanan dan bumbu alami ... 
Lebih hemat, lebih sehat! Masakan dijamin lezat! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !