Selasa, 22 Oktober 2013

Abah Kami Rindu Wejanganmu


Angin berhembus semilir dari lubang bawah tanah setiap tiang masjid itu. Shubuh di dalam masjid Nabawi masih penuh dengan para jama'ah an nisa'. 
Membaca, tadabbur Al Qur'an terasa sangat nikmat. Ingin rasanya saya berlama-lama duduk disana, jikalau bukan karena sebuah tepukan di bahu saya, yang mengisyaratkan agar segera beranjak berdiri atau akan di usir para asykariyah itu. 
Na'am suwayya ya ukhti...saaghliqil baab al aan...

Kamis, 17 Oktober 2013

Sukses Karena Dendam Positif

Di sebuah perusahaan Pertambangan minyak di Arab Saudi, di akhir tahun 40-an. 
Seorang pegawai rendahan, remaja lokal asli Saudi, kehausan dan bergegas mencari air untuk menyiram tenggorokannya kering. 
Ia begitu gembira ketika melihat air dingin yang tampak didepannya dan bersegera mengisi air dingin ke dalam gelas. Belum sempat ia minum, tangannya terhenti oleh sebuah hardikan,

Minggu, 13 Oktober 2013

Ujian Santri (Cilik) dan Orangtua

Generasi yang Layu Sebelum Berkembang (Balada Anak Pondokan)
     Ketika kami baru mengenal da’wah salafiyah, sering kami memandang anak-anak ummahat yang lucu-lucu, sambil membayangkan betapa bahagianya mereka dididik oleh orang tua yang sudah mengenal dan memahami da’wah yang mulia ini. 
Senang rasanya membayangkan kelak mereka akan menjadi generasi yangtangguh yang dididik sejak dini dengan pemahaman generasi terbaik ummat. Dibandingkan dengan kami yang baru mengenal,yang melewati masa remaja tanpa mengenal manhaj yang haq ini, tentu sangat jauh.
     Sekian tahun telah berlalu, kini anak-anak kecil itu telah tumbuh menjadi remaja dan anak dewasa. Apakah mereka seperti yang kami bayangkan,menjadi remaja atau generasi yang berahlak mulia, menjadi tentara-tentara assunnah, menjadi generasi yang mencintai ilmu dan mengamalkannya?  Sayang sekali ternyata sebagian dari mereka tidak seperti itu.  Justru sebaliknya, banyak diantara mereka tumbuh menjadi generasi yang pincang, generasi yang layu sebelum berkembang.  
Kenapa bisa? 

Rabu, 09 Oktober 2013

Market Day di SD Islam As Salam


Malang Pos, 8 Oktober 2013
Mentari mulai tersenyum
hangat menyinari bumiNya
tangan-tangan mungil itu dengan cekatan menata barang dagangannya dan siap meladeni pembeli
menjajakan barang dagangannya
berkeliling dari satu meja ke meja yang lain
dari pembeli satu ke pembeli lainnya
aneka macam barang mereka jual sesuai kapasitas mereka
anak-anak yang lugu dan polos, melayani pembeli
menghitung barang, menghitung uang, proses negosiasi, teknik berbicara
berempati antar penjual, dapat laba, ih asyik...bisa buat beli nih
"Bu, jualanku habis, aku boleh beli...?" tanya muridku dengan riang menunjukkan tempat makanannya ludes habis tak tersisa.
"Ayo bu dibeli, kalo perlu diborong semua hehe..buat bu guru, spesial deh beli dua gratis satu lho bu..." rayu salah satu murid saya yang berjualan semangka iris.
Hari ini semua terasa menyenangkan, bersyukur tidak ada lagi yang minder atau bahkan menangis tidak berani menjualkan barang dagangannya. Anak-anak antusias melakukan kegiatan ini, meskipun mentari sudah tak lagi hangat, namun mereka tetap bersemangat menghabiskan barang dagangannya. Karena uang hasil jualan mereka sudah mereka kantongi bahkan hingga tak cukup lagi kantongnya menampung uang-uang itu. Eh...sini mas bu guru bawain uangnya hehe...
Ah dari anak-anak kembali saya belajar kesungguhan. Mereka saja serius menjalaninya, saya kok tidak? Berbisnis masih dalam taraf uji coba terus. Yah, mungkin memang sudah bawaan lahir saya nggak ada bakat jualan. Tapi berbisnis itu, saya rasa ada jiwa seninya. Jadi benar-benar diperlukan kesertaan hati dalam menjalankannya. Jika hati sudah merasa senang, insyaAllah semua kesulitan akan terasa mudah dilalui.
Bagaimana pengalaman bisnis anda?
atau kegiatan market day di sekolah anda?
Boleh di share disini.....^_^

Rabu, 02 Oktober 2013

Kuncinya : Syukur dan Sabar

Hari ini saya sedang mengingatkan diri saya sendiri, "Semua ada masanya.Kuncinya : syukur dan sabar ..." entah kenapa tiba-tiba aku ingin menuliskan kalimat itu.

Banyak kejadian yang bersliweran hinggap di kepalaku hari ini.
Subhanallah, ujian itu selalu mengiringi setiap jiwa yang bernyawa, baik ujian dalam senang maupun susah.
Ada seorang teman yang sudah berumah tangga dan telah mengalami peningkatan dalam taraf hidupnya, namun belum jua dianugerahi momongan.
Atau cerita teman lain yang mirip, ia diberi momongan dalam kurun waktu yg cukup lama, saat hendak mengadopsi anak, eh Allah memberi amanah, iapun hamil hingga berturut-turut tanpa jeda kehamilannya, mengingat usianya yang sudah tidak muda lagi.
Cerita teman yang sedang menemani suami yang sedang bekerja di luar negeri, namun ia masih sering mengalami gegar budaya, ia kangen makanan di desanya....
Kisah kematian yang selalu membuat saya seakan kembali diingatkan agar saya senantiasa berpasrah pada Sang Maha Hidup, dan sebagai pengingat bahwa hidup ini hanya sekejap saja...hingga, jikapun datang kematian itu tak ada satupun kekuatan yang bisa menghalanginya,
Ya Allah biha ya Allah biha ya Allah bi khusnil khotimah...
Dari beberapa kematian keluarga teman, saya merasakan, sering Allah membuka ingatan saya pada seseorang yang mungkin saat itu sedang naza'...dan hal itu hingga membuat saya merasa seakan blank..kosong sampai saya mengambil Al Qur'an dan membacanya...