“Sejak awal masuk saya nggak merasa curiga apa2, eh baru nyadar
setelah setahun ngajar disana dan itupun karena dengar kabar berita
tentang lembaga ini yang sangat gencar dari orang luar. Saya jarang
melihat mereka melakukan tradisi yang aneh.
Tapi belakangan saya tahu kalo ada kegiatan semacam memperingati
Kar**** mereka lakukan di luar sekolah saya, tapi di kampus terkenal
kota ini yang memiliki organisasi sosial keagamaan yang besar di
Indonesia.
Wow…kok bisa?
Entahlah, sepertinya juga karena
gerakan mereka luwes, tak ada konflik, sangat santuun dan pinter banget
dalam melobi. Ini pun bisa jadi yang membuat pendanaan mereka semakin
kuat. Makanya tidak heran kalau pengembangan pembangunan gedung sekolah
saya semakin luas.
Disekolah saya ada dua guru agama, yang satu guru agama (Islam) dan yang satu guru “agama”(x) ini.
Masing-masing guru memberikan pembelajaran kepada anak-anak yang sesuai dengan “agama”nya.
Eh, bener-bener saya baru ngeh kalo wudhu, sholat, puasa dan ibadah
mereka sangat berbeda dengan yang kita yakini (tidak sesuai dengan Al
Qur’an dan Sunnah).
Ada seorang guru agama yang saya tanya, apa nggak kepingin resign dari lembaga ini? Dengan mantap ia menjawab,
“Saya akan mendampingi anak-anak agar tidak sampe terjerumus jadi
pengikut mereka…ini memang berrrat, tapi kalau bukan kita siapa lagi,
apa jadinya anak-anak generasi penerus kita kalau ikut mereka, mereka
mencela keluarga dan sahabat Nabi dan doktrin macam-macam yang
menyimpang dari Al Qur’an dan Hadits…”.
Terkadang, murid-murid
disana saling tengkar bahkan sampe berkelahi lho bu...karena perbedaan
pendapat satu sama lain mempertahankan argumennya.
Namun hal itu
tidak pernah terjadi antar guru, guru-guru yang dari x sangat menjaga
agar ke x an mereka tertutupi sehingga tidak kelihatan menyeramkan
seperti yang tersebar diberita-berita media masa atau internet, namun
gerakan mereka sangat halus tapi sangat ganas dalam mengobrak abrik
aqidah kita”…..
Termangu saya mendengar sharing teman saya ini.
Hhhhhmm..rasanya kok miris mendengarnya, jadi kepikiran bagaimana
beratnya guru agama Islam disana dalam membentengi anak-anak didiknya.
Semoga ia kuat dan dimudahkanNya urusannya dalam menjaga generasi muda
penerus Islam.
Jalan dakwah semakin banyak tantangannya. Masihkah
kita tak mau tahu dan cuek dengan apa yang ada disekitar kita. Semoga
tidak. Kita semua adalah pendidik dan pendakwah baik itu untuk
dirisendiri, keluarga, anak-anak kita maupun anak-anak saudara-saudara
sesama muslim. Kalau bukan kita yang membentengi mereka, lalu siapa
lagi….?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !