Senin, 26 Mei 2014

Hati-hati Memilih Sekolah

“Sejak awal masuk saya nggak merasa curiga apa2, eh baru nyadar
setelah setahun ngajar disana dan itupun karena dengar kabar berita tentang lembaga ini yang sangat gencar dari orang luar. Saya jarang melihat mereka melakukan tradisi yang aneh.
Tapi belakangan saya tahu kalo ada kegiatan semacam memperingati Kar**** mereka lakukan di luar sekolah saya, tapi di kampus terkenal kota ini yang memiliki organisasi sosial keagamaan yang besar di Indonesia.
Wow…kok bisa?
Entahlah, sepertinya juga karena gerakan mereka luwes, tak ada konflik, sangat santuun dan pinter banget dalam melobi. Ini pun bisa jadi yang membuat pendanaan mereka semakin kuat. Makanya tidak heran kalau pengembangan pembangunan gedung sekolah saya semakin luas.
Disekolah saya ada dua guru agama, yang satu guru agama (Islam) dan yang satu guru “agama”(x) ini.
Masing-masing guru memberikan pembelajaran kepada anak-anak yang sesuai dengan “agama”nya.
Eh, bener-bener saya baru ngeh kalo wudhu, sholat, puasa dan ibadah mereka sangat berbeda dengan yang kita yakini (tidak sesuai dengan Al Qur’an dan Sunnah).
Ada seorang guru agama yang saya tanya, apa nggak kepingin resign dari lembaga ini? Dengan mantap ia menjawab,
“Saya akan mendampingi anak-anak agar tidak sampe terjerumus jadi pengikut mereka…ini memang berrrat, tapi kalau bukan kita siapa lagi, apa jadinya anak-anak generasi penerus kita kalau ikut mereka, mereka mencela keluarga dan sahabat Nabi dan doktrin macam-macam yang menyimpang dari Al Qur’an dan Hadits…”.
Terkadang, murid-murid disana saling tengkar bahkan sampe berkelahi lho bu...karena perbedaan pendapat satu sama lain mempertahankan argumennya.
Namun hal itu tidak pernah terjadi antar guru, guru-guru yang dari x sangat menjaga agar ke x an mereka tertutupi sehingga tidak kelihatan menyeramkan seperti yang tersebar diberita-berita media masa atau internet, namun gerakan mereka sangat halus tapi sangat ganas dalam mengobrak abrik aqidah kita”…..
Termangu saya mendengar sharing teman saya ini.
Hhhhhmm..rasanya kok miris mendengarnya, jadi kepikiran bagaimana beratnya guru agama Islam disana dalam membentengi anak-anak didiknya. Semoga ia kuat dan dimudahkanNya urusannya dalam menjaga generasi muda penerus Islam.
Jalan dakwah semakin banyak tantangannya. Masihkah kita tak mau tahu dan cuek dengan apa yang ada disekitar kita. Semoga tidak. Kita semua adalah pendidik dan pendakwah baik itu untuk dirisendiri, keluarga, anak-anak kita maupun anak-anak saudara-saudara sesama muslim. Kalau bukan kita yang membentengi mereka, lalu siapa lagi….?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !