Minggu, 21 April 2013

Teliti Sebelum Membeli Makanan


Sore itu Haidar dan Lubna kepingin banget makan nasi goreng, karena lama tidak makan nasi goreng buat dinner. Sesudah sholat maghrib dan mengaji, akhirnya kami keluar mencari penjual nasi goreng yang ada disekitar perumahan. 
Saat itu Haidar dan Lubna senang sekali berjalan di terangi cahaya bulan yang redup. Dengan berlari-lari kecil.
“Bunda, tuh ada bulan..cantik banget, tapi kok tertutup awan ya, wah aku kepingin lihat bulan yang lebih terang”. 


Sampai di tempat penjual nasi goreng, Haidar dengan semangat dan lincah sempat menata kursi tunggu,
“Ayo bunda duduk, biar nggak capek…”
Saat itu, tiba-tiba saja pandanganku tertuju pada botol yang dipegang si penjual. Dan, betapa aku sangat kaget melihat cap yang tertera pada botol itu.
“Oh tidaaaak!!!” teriakku dalam hati.
“Emmm Mas Haidar maaf, bunda nggak mau beli disini, ayo kita pulang…” bisikku pada putra sulungku. Aku pura-pura tidak melihat orang-orang yang sedang mengantri disitu dan kelihatan kebingungan melihatku bergegas beranjak dari tempat itu. 
Beruntung ada penjual sate didekat situ, jadi aku masih bisa menghibur anak-anak agar tidak kecewa.
“Hufffhh…bunda ini aneh, kenapa nggak jadi beli disana…”tanya Haidar keheranan.

Tiba dirumah, ku jelaskan mengapa tidak jadi membeli nasi goreng.
“Nak, apapun yang kita masukkan kedalam tubuh harus sesuatu yang Allah ridhoi. 
Bunda tadi melihat botol yang dipake itu adalah campuran minyak yang mengandung angciu. Selama ini bunda selalu berhati-hati membeli apapun, dan botol itu….sama sekali tidak ada di daftar belanja bunda karena termasuk barang yang harom. 
Meskipun bunda belum konfirmasi kepada si penjual nasi goreng, isi botol itu, tapi kejadian ini membuat kita harus semakin berhati-hati dalam membeli makanan jadi. 
Kalau perlu tanyakan apa yang di pake/ dimasak, kehalalannya, adakah tanda halal MUInya, kamu sudah tahu kan gambar dan tulisannya…karena itu sangat penting Mas... Ini semua adalah upaya agar kita terhindar dari hal-hal yang dilarang Allah” panjang lebar aku berupaya menjelaskan pada anak sulungku.
Putraku mengangguk masih setengah bingung, “Oooh ya wis nda..kalo gitu, aku nggak mau makan nasi goreng yang beli-beli deh enakan nasgor bikinan bunda, yang rasanya maknyusss…
sekarang ayo maem satenya bund, aku lapar hehe…”

Good Evening...
Menjelang Isya', 25 April 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !