Selasa, 22 Oktober 2013

Abah Kami Rindu Wejanganmu


Angin berhembus semilir dari lubang bawah tanah setiap tiang masjid itu. Shubuh di dalam masjid Nabawi masih penuh dengan para jama'ah an nisa'. 
Membaca, tadabbur Al Qur'an terasa sangat nikmat. Ingin rasanya saya berlama-lama duduk disana, jikalau bukan karena sebuah tepukan di bahu saya, yang mengisyaratkan agar segera beranjak berdiri atau akan di usir para asykariyah itu. 
Na'am suwayya ya ukhti...saaghliqil baab al aan...


Keluar dari masjid, disambut desiran angin yang cukup kuat. Udara yang sejuk dan mentari yang belum menunjukkan wajahnya, saya manfaatkan untuk mengitari halaman masjid yang luas itu. Pandanganku tertuju pada sebuah tempat yang bertembok rapat. Didalamnya terlihat pemandangan yang mengingatkan kita pada adanya kehidupan sesudah kehidupan didunia ini. Disana, terlihat nisan-nisan dari sebongkah batu yang dijajar rapi. 
Tempat itu adalah makam Baqi', tempat istri dan para sahabat Rosulullah di makamkan. Disana pula dimakamkan guru saya, KH Masruri Abdul Mughni, Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikmah Brebes Jawa Tengah.
Doa-doa saya panjatkan, hening, khusu'... meskipun lalu lalang rombongan jama'ah lain atau beberapa orang ikut berdoa di sekitar saya berdiri. 
Sejenak saya terpaku memandangi apa yang ada di balik tembok itu. Dan.....tak terasa pipi saya sudah menghangat dan diikuti butiran-butiran anak sungai yang mulai mengalir....
Ya Allah, ya Robby....kumpulkan kami dengan kekasihMu. 
Kumpulkan kami dengan para sahabat, para mujahid dan orang-orang sholih. 
Kumpulkan kami dengan orangtua kami dan saudara-saudara muslim muslimat. 
Kumpulkan kami bersama guru-guru yang mengasihi kami setulus hati, yang mendidik dengan kesabaran dan semangat juang tinggi untuk meninggikan namaMu dimanapun kami berada. 
Aamiin ya Robbal 'alamiin.
Dan diantara derai embun itu, saya teringat dengan pondokku tercinta dan juga Abah Masrur.....
Senja mulai terbenam di langit yang kemerahan, adzan sejenak bersahut-sahutan di desa Benda, tak terkecuali dari masjid An Nur mengalun dengan lembut mengingatkan para santri agar menghentikan aktifitasnya untuk segera menuju ke rumahNya. Segera saja puluhan santri berbondong-bondong dengan semangat melewati alur  jalan suci (maksudnya jalan yang menghubungkan dari kamar-kamar hingga ke masjid). Itulah salah satu pemandangan sangat khas yang terjadi di pondok pesantren Al Hikmah Benda Sirampog Brebes. Yang posisinya berada di daerah kaki gunung Slamet, Jawa Tengah.

Pada saat saya belajar disana, yang menjadi pengasuh pesantren ini adalah Abah Masrur (panggilan KH Masruri Abdul Mughni). Beliau sangat sibuk mengisi taklim dan pengajian ke beberapa daerah selain tetap rutin mengisi pengajian central di Masjid An Nur dan di madrasah/sekolah pondok atau juga di rumah beliau. 
Seperti biasa, menjelang Isya  semua santri putri kembali memenuhi masjid An Nur, untuk sholat berjama’ah, berdzikir. Sesaat kemudian santri putra Al Husain mulai berdatangan kemudian di lanjutkan dengan membaca surat Al Mulk yang rutin dibaca setelah sholat Isya . Pengajian central itu dikaji langsung oleh abah Kyai Masruri Abdul Mughni, waktu itu kitab Irsyadul ‘Ibad. 
Saat  mengupas kandungan dan isi dari berbagai kitab yang diajarkan beliau, selalu saja ada catatan yang tak pernah habis, bahasanya yang mengalir dan tetap up to date mengikuti perkembangan zaman serasa para santri dibawa bukan dalam lingkup yang sempit tapi sangat luas. "Mempelajari ilmu itu perlu ketelatenan, apalagi ilmu agama, ilmu Al Qur'an....dan kalian  sangat perlu sekali mempelajari, mengkaji, mengamalkan dan mengajarkannya sebagai bekal kalian di masa depan, bukan hanya di dunia tapi juga di akhirat. Namun bukan hanya  ilmu agama saja yang harus di pelajari tapi ilmu-ilmu dunia juga perlu kalian tekuni. Milikilah semangat untuk belajar dan juga mengajar, dimanapun kalian berada meskipun yang diajari cuma satu. Siapa yang tahu, dari yang satu orang ini kelak bisa mempunyai murid yang sangat banyak. Karena hal itu menjadikan pahala kalian akan tetap mengalir meski sudah dipanggilNya. Jadilah kalian sebaik-baik manusia, yaitu seorang yang memiliki ilmu dan mengajarkannya serta menjadi sosok yang bermanfaat bagi orang lain ". Abah Masrur seorang guru yang sangat arif dan bijaksana, tutur katanya yang lembut dan senyum yang senantiasa menghias wajahnya sangat teduh dan tenang. Abah….kami rindu wejangan, nasehat dan saran masukan buat kami. Hanya doa yang bisa kami panjatkan, semoga engkau di terima disisiNya, diberikan tempat yang mulia. Dan semoga kita semua dapat berkumpul di surgaNya bersama-sama. Aamiin...

“Cerita ini diikutsertakan pada Giveaway "Haul Abah Masruri ke 2"

2 komentar:

  1. bagus isinya,,pantes aja menang mba,,,
    oya,,salam kenal
    salam,,writing n reading
    salam blogger juga,,,^_^

    BalasHapus
  2. Salam. Syukron Lutfi sudah mau berkunjung...saya masih belajar nulis kok.
    Ini saking kangennya sama Abah dan pondok, lama ga kesana :(
    Salam kenal dan salam blogger juga ^_^

    BalasHapus

Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !